kelmarin, aku bertemu dengan rindu
 ia tersenyum malu, sungguh, ia terkejut bertemu denganku
 pipinya merah jambu bersemuka meskipun tubuhnya kini membiru
 urat letih membayangi kerendut wajah
 seperti ada kelam mendentami hatinya
 kupikir ia sudah terbang, kembali pada Tuhannya
 
 "mengapa saja tidak kau selimuti dirimu dengan pasrah
 dan pulang pada Tuhanmu?"
 tanyaku pada rindu
 
 “aku tak tahu.” jawab rindu
 “rasanya ini tak semudah yang kau bilang dulu.”
 
 terakhir kami bertemu, ia sesat jauh ke kaki langit ketujuh
 mengetuk pintu arasyNya sepenuh cita seluas benua
 tak sedetikpun ia menoleh ke bumi yang dipenuhi
 berbunga-bunga cinta yang merasuk, membusuk dan lapuk
 
 lalu kuhitung satu, dua, tiga umurku
 namun tak kudapati waktu di mana aku pernah bertemu dengan
 rindu, ia kini begitu membiru
 dan aku tak tahu bagaimana harus berlaku
 
 duhai!
 rinduku sayang, rindunya cinta,
 aku kehilangan daya untuk mengeja
 tak kira bagaimana bayang yang harus kusapa
 
 rindu menangkap sanubariku
 bersama matahari dan bintang yang tiba-tiba jatuh
 
 “tak apa.” rindu tersenyum seolah-olah tahu
 “tunjukkan saja aku ke mana air mengalir, di mana fajar beredar.
 mungkin kau kehilangan sayap, tapi kau punya bumi untuk berpijak.”
 
 kulepas genggamku pada rindu
 lalu berjuta kupu-kupu terbang ke langit biru
 mereka tampak begitu syahdu
 
 apakah mereka menjemput rindu?
 akankah mereka membawa rindu?
 ataukah mereka jelmaan rindu?
 
 tidak!
 lalu siapa yang akan menjala recik-recik air
 dan menebar hangat mentari sang fajar?
 meskipun hanya sebongkah rindu yang membiru,
 ialah yang mengajarkanku ertinya bertahan hidup!
 : bukan membiarkan rindu merejam-rejam rapuhnya jiwa,
 sekadar mengukir waktu dengan gemalai yang dijelang beku
 berteman lidah yang kelu
 maka cinta yang merasuk kelak membusuk dan lapuk
 inilah bukti sejatinya apabila rindu menjelma dan pasrah yang kian
 merekah
 
 kaki langit telah penuh dengan kupu-kupu
 terdengar lagi senandung yang dulu
 itulah dia rindu :)
Monday, October 5, 2009
Tiada Judul II
Ceritera oleh Life in Mono pada 7:58 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


0 berkata:
Post a Comment